Saturday, May 2, 2015

Batu Granit, Batu Penanda Benua - ANNEAHIRA.COM

Ilustrasi batu granit

Batu granit adalah batu penanda benua. Bahkan, lebih dari itu, granit merupakan batu penanda dari planet Bumi itu sendiri. Planet berbatu lainnya (Merkurius, Venus, dan Mars) permukaannya ditutupi dengan basal sama dengan lantai samudra Bumi. Akan tetapi, hanya Bumi yang memiliki jenis batuan indah dan menarik ini.

Nama "granit" berasal dari bahasa Latin, "granum" yang berarti butir padi. Granit merupakan jenis batuan yang berasal dari dalam perut bumi (terbentuk melalui muntahan magma). Batuan ini banyak sekali ditemukan di hampir semua belahan bumi. Bentuknya yang hampir bundar dan jernih merupakan ciri khas batu ini. batu ini terdiri dari elemen kwarsa, mika, dan feldspar. Umumnya, batu ini berwarna abu-abu. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan ada warna lain seperti merah muda, warna batuan granit tergantung kepada proses kimiawi dan mineralogi yang menimpanya.

Batuan ini terkadang ditemukan di dataran rendah yang dinaungi bukit-bukit. Biasanya batu ini terbentuk di area lempeng tektonik. Granit biasanya ditemukan dalam bentuk batuan besar, keras, dan kokoh. Itulah mengapa granit banyak digunakan dalam konstruksi bangunan. Kepadatan sebuah batuan granit biasanya berkisar antara 2,65 - 2,75 g/cm3. Batu ini bisa dilelehkan, tetapi dibutuhkan suhu yang sangat tinggi, yakni sekitar 1.215 - 1.260 derajat celcius.

Fakta Dasar Batu Granit

Setidaknya, terdapat tiga hal yang membedakan granit dengan batuan lainnya. Pertama, granit terbetuk dari butiran-butiran mineral besar yang bersatu erat. Kedua, granit selalu terdiri atas mineral kuarsa dan feldspar, dengan atau tanpa jenis mineral lain di dalamnya. Kuarsa dan Feldspar umumnya memberikan granit cahaya terang, mulai dari merah muda sampai putih. Tetapi, warna latar tersebut diselingi oleh mineral-mineral pengaya lainnya yang warnanya lebih tua. Mineral pelengkap yang paling umum adalah mika biotit hitam dan hornblenda amfibol hitam. Permukaan benua relatif panas karena mengandung sebagian besar uranium dan potasium yang memanaskan daerah sekelilingnya melalui peluruhan radioaktif.

Proses lempeng tektonik terutama subduksi dapat menyebabkan magma basaltik naik di bawah benua. Selain panas, karbon dioksida ini melepaskan magma dan air yang membantu semua jenis batuan meleleh pada suhu lebih rendah. Diperkirakan bahwa sejumlah besar magma basaltik dapat menempel ke bagian bawah sebuah benua dalam proses yang disebut underplating. Dengan pelepasan panas dan cairan yang lambat, sejumlah besar kerak benua bisa berubah menjadi granit pada waktu bersamaan.

Ketiga, hampir semua jenis granit berbentuk beku dan plutonik. Pengaturan acak butiran pada batu granit merupakan bukti otentik asal plutoniknya. Batuan dengan komposisi yang sama seperti granit bisa terbentuk melalui proses metamorfisme batuan sedimen yang lama. Akan tetapi, jenis batuan ini memiliki corak yang kuat dan biasanya disebut dengan granit gneiss.

Identifikasi Batu Granit

Hanya dengan sedikit latihan, Anda dapat dengan mudah mengatakan jenis batuan ini di lapangan. Batuan berwarna terang, bertekstur kasar dengan susunan mineral acak itulah yang kita maksud dengan granit. Ahli geologi merupakan orang profesional di bidang batuan. Ketika Anda menyebut granit, mereka menyebutnya dengan granitoid. Granit yang asli hanya salah satu jenis granitoid. Sebuah granitoid mengandung 20-60 persen kwarsa dan kandungan feldspar.

Toko batuan memiliki tiga kriteria untuk mengidentifikasi granit. Granit adalah batuan yang kuat karena memiliki butiran mineral yang telah berkembang erat selama periode pendinginan yang sangat lambat. Penambahan kwarsa dan feldspar menunjukkan kekuatan granit lebih kuat dibandingkan baja. Karena kekuatannya inilah, granit banyak dipakai untuk bangunan dan benda hiasan seperti batu nisan. Granit memiliki kilau yang bagus dan tahan cuaca serta hujan asam. Akan tetapi, toko-toko batuan menggunakan istilah granit untuk menunjukkan pada setiap batuan dengan butir besar dan bermineral keras.

Granit adalah jenis batuan beku yang terbentuk dari magma. Magma yang berpotensi menghasilkan granit harus terlebih dahulu menabrak batuan lain untuk membentuk batuan granit. Kebanyakan tabrakan magma tersebut dengan batuan lain terjadi di dalam kulit bumi, sekitar 1,5 - 50 km dari permukaan bumi. Awal mula terbentuknya batuan ini menimbulkan berbagai perbedaan pendapat sehingga mengarah pada skema klasifikasi yang beragam. Skema klasifikasi dibuat berdasarkan area, seperti Prancis, Amerika, dan Inggris. Batuan yang berpotensi menjadi granit banyak terdapat di kerak bumi. Batuan tersebut telah mengkristal, tergabung dengan magma yang memiliki komposisi mendekati poin eutektik.

Granit ditemukan dalam pluton-pluton besar pada benua, di sebuah wilayah di mana kerak bumi telah mengalami pengikisan yang besar. Sangat masuk akal, bukan? Karena, granit harus mengalami pendinginan sangat lambat di tempat-tempat yang terkubur untuk membentuk butiran-butiran mineral besar. Pluton yang ukurannya kurang dari 100 kilometer persegi disebut dengan galang dan yang lebih besar disebut batolit.

Lava keluar dari dalam perut bumi memenuhi daratan Bumi, tetapi lava dengan komposisi sama dengan granit hanya ke luar di atas benua. Ini berarti, granit harus terbentuk melalui pelelehan batuan benua yang dapat terjadi karena dua alasan, yaitu penambahan panas dan penambahan volatil (air atau karbon dioksida atau keduanya).

Kegunaan Batu Granit bagi Manusia

Batu granit sejak dahulu sudah digunakan untuk berbagai keperluan, terutama dalam mendirikan bangunan-bangunan kuno. Di zaman Mesir Kuno, terdapat piramida yang dibuat dari granit. Piramida tersebut adalah Piramida Merah yang kira-kira dibangun pada abad ke-26 SM. Selain menggunakan granit, piramida tersebut juga dibangun dari batu gamping. Itu bukan satu-satunya piramida yang memiliki unsur granit.

Piramida besar Giza yang konon dibangun tahun 2580 SM itu memiliki sebuah sarkofagus besar terbuat dari granit. Ada juga Piramida Hitam yang diperkirakan dibangun pada masa kekuasaan Amenemhat III; piramida tersebut menggunakan granit untuk membangun puncaknya. Di kebudayaan Mesir Kuno, batuan ini juga akrab sebagai bahan pembuat tiang, ambang pintu, dan lapisan tembok serta lantai. Hingga kini, cara bangsa Mesir Kuno mengolah batu granit besar menjadi bahan bangunan masih menjadi perdebatan di kalangan ahli.

Selain di Mesir, batu ini juga terlihat di bangunan-bangunan masa India Kuno. Banyak kuil-kuil Hindu yang dibuat di abad ke-11 (masa kekuasaan Rajaraja Chola I) terbuat dari granit. Keseluruhan elemen bangunan terbuat dari granit, atau setidaknya sebagian besarnya terbuat dari batuan tersebut.

Tidak hanya di masa lalu, di masa kini pun manusia memanfaatkan granit untuk membuat beberapa hal. Di beberapa belahan bumi, granit digunakan untuk membuat batu nisan dan tugu peringatan. Bagi para pemahat, granit adalah sebuah tantangan karena bentuknya keras dan dibutuhkan keahlian khusus untuk memahatnya.

Manusia modern juga memanfaatkan granit sebagai bahan pembuat bangunan. Batu ini sering kali dimanfaatkan dengan dipotong-potong berbentuk balok besar dan sebagai ubin di bangunan-bangunan komersil serta monumen. Ada sebuah kota di Skotlandia yang disebut kota granit. Kota tersebut adalah Aberdeen. Di Aberdeen, sebagian besar bangunannya memanfaatkan granit sebagai fondasi bangunan. Granit juga kerap kali dipakai di bidang teknik. Surface plate untuk mengokohkan posisi pesawat terbang dibuat dari batu granit, karena batu ini kedap air dan kokoh.

No comments:

Post a Comment